RAZORA

Jumat, 06 Januari 2012

D. Dampaknya terhadap Munculnya Pergolakan dan Pemberontakan Daerah

Sejak pemerintahan kabinet Ali II, muncul berbagai masalah
mengenai hubungan pusat dan daerah. Beberapa masalah yang
timbul yaitu sebagai berikut:
1. Sikap tidak senang terhadap pemerintah pusat, terutama di
Sumatra dan Sulawesi. Mereka merasa tidak puas dengan
alokasi biaya pembangunan yang diterima dari pusat.
2. Terjadinya krisis kepercayaan terhadap pemerintah pusat.
Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah sekitar tahun
1957 memang tidak harmonis.

1. Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner
Republik Indonesia (PRRI)

Munculnya pemberontakan PRRI diawali dari
ketidakharmonisan hubungan pemerintah daerah dan
pusat. Daerah kecewa terhadap pemerintah pusat yang
dianggap tidak adil dalam alokasi dana pembangunan.
Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan
dewan-dewan daerah seperti berikut.
a. Dewan Banteng di Sumatra Barat yang dipimpin
oleh Letkol Ahmad Husein.
b. Dewan Gajah di Sumatra Utara yang dipimpin
oleh Kolonel Maludin Simbolan.
c. Dewan Garuda di Sumatra Selatan yang
dipimpin oleh Letkol Barlian.
d. Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel
Ventje Sumual.


Pada tanggal 15 Februari 1958 Achmad Hussein memproklamasikan
berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik
Indonesia (PRRI). Sebagai perdana menterinya adalah Mr. Syafruddin
Prawiranegara. Agar semakin tidak membahayakan negara,
pemerintah melancarkan operasi militer untuk menumpas PRRI. Berikut
ini operasi militer tersebut.
a. Operasi 17 Agustus dipimpin Kolonel
Ahmad Yani untuk wilayah Sumatra Tengah.
Selain untuk menghancurkan kaum sparatis,
operasi ini juga dimaksudkan untuk
mencegah agar gerakan tidak meluas, serta
mencegah turut campurnya kekuatan asing.
b. Operasi Tegas dipimpin Letkol Kaharudin
Nasution. Tugasnya mengamankan Riau,
dengan pertimbangan mengamankan
instalasi minyak asing di daerah tersebut
dan mencegah campur tangan asing dengan
dalih menyelamatkan negara dan miliknya.
c. Operasi Saptamarga untuk mengamankan daerah Sumatra
Utara yang dipimpin Brigjen Djatikusumo.
d. Operasi Sadar dipimpin Letkol Dr. Ibnu Sutowo untuk mengamankan
daerah Sumatra Selatan.

2. Pemberontakan Permesta
Proklamasi PRRI ternyata mendapat dukungan dari Indonesia
bagian Timur. Tanggal 17 Februari 1958 Somba memutuskan hubungan
dengan pemerintah pusat dan mendukung PRRI. Gerakannya dikenal
dengan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta). Gerakan ini jelas
melawan pemerintah pusat dan menentang tentara sehingga harus
ditumpas.
Untuk menumpas gerakan Permesta, pemerintah melancarkan
operasi militer beberapa kali. Berikut ini operasi-operasi militer
tersebut.
a. Komando operasi Merdeka yang dipimpin oleh Letkol
Rukminto Hendraningrat.
b. Operasi Saptamarga I dipimpin Letkol Sumarsono, menumpas
Permesta di Sulawesi Utara bagian Tengah.
c. Operasi Saptamarga II dipimpin Letkol Agus Prasmono dengan
sasaran Sulawesi Utara bagian Selatan.
d. Operasi Saptamarga III dipimpin Letkol Magenda dengan
sasaran kepulauan sebelah Utara Manado.
e. Operasi Saptamarga IV dipimpin Letkol Rukminto Hendraningrat,
menumpas Permesta di Sulawesi Utara.
f. Operasi Mena I dipimpin Letkol Pieters dengan sasaran Jailolo.
g. Operasi Mena II dipimpin Letkol Hunholz untuk merebut
lapangan udara Morotai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates