RAZORA

Jumat, 06 Januari 2012

BAB 12 A. Pemberontakan PKI di Madiun Tahun 1948

Membahas tentang pemberontakan PKI di
Madiun tidak bisa lepas dari jatuhnya kabinet Amir
Syarifuddin tahun 1948. Mengapa kabinet Amir jatuh?
Jatuhnya kabinet Amir disebabkan oleh kegagalannya
dalam Perundingan Renville yang sangat merugikan
Indonesia. Untuk merebut kembali kedudukannya,
pada tanggal 28 Juni 1948 Amir Syarifuddin membentuk
Front Demokrasi Rakyat (FDR)



PKI banyak melakukan kekacauan, terutama di
Surakarta. Oleh PKI daerah Surakarta dijadikan
daerah kacau (wildwest). Sementara Madiun dijadikan
basis gerilya. Pada tanggal 18 September 1948, Musso
memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet
di Indonesia. Tujuannya untuk meruntuhkan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan menggantinya
dengan negara komunis. Pada waktu yang bersamaan,
gerakan PKI dapat merebut tempat-tempat
penting di Madiun.

Untuk menumpas pemberontakan PKI,
pemerintah melancarkan operasi militer. Dalam hal
ini peran Divisi Siliwangi cukup besar. Di samping itu,
Panglima Besar Jenderal Soedirman memerintahkan
Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel
Sungkono di Jawa Timur untuk mengerahkan pasukannya
menumpas pemberontakan PKI di Madiun.
Dengan dukungan rakyat di berbagai tempat, pada
tanggal 30 September 1948, kota Madiun berhasil
direbut kembali oleh tentara Republik. Pada akhirnya
tokoh-tokoh PKI seperti Aidit dan Lukman melarikan
diri ke Cina dan Vietnam

Penumpasan pemberontakan PKI dilakukan oleh
bangsa Indonesia sendiri, tanpa bantuan apa pun dan dari
siapa pun. Dalam kondisi bangsa yang begitu sulit itu,
ternyata RI sanggup menumpas pemberontakan yang
relatif besar oleh golongan komunis dalam waktu singkat.

1 komentar:

  1. trima kasih atas artikelnya.. ^^
    singkat, dan langsung pada inti.

    BalasHapus

 
Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates